Metode Dakwah Rasulullah saw.
Dakwah
yang dilakukan oleh Rasulullah saw. di kota Mekkah pada masa Kenabiannya dapat
di bagi dalam 3 tahapan yaitu secara sembunyi-sembunyi dengan melakukan
pembinaan dan pengkaderan, semi rahasia dan secara terang terangan atau Zhair
dan melakukan upaya pembentukan sistem masyarakat. Untuk lebih jelasnya
maka akan dijelaskan bagaimana ketiga tahapan tersebut.
a. Tahap pertama dengan
melakukan dengan rahasia.
Dakwah
Rasulullah pada tahap ini dilaksanakan secara sirriyah (rahasia) dalam waktu
tiga tahun . Waktu itu dakwah belum dilakukan secara terbuka di depan umum,
melainkan melalui individu-individu , dari rumah ke rumah. Mereka yang menerima
dakwah Islam dikumpulkan di rumah Arkom , sehingga rumah itu dikenal sebagai
Darul Arqam. Disanalah mereka di bina dan dikader dengan sungguh-sungguh
dan secara terus menerus.
Pada
tahapan dakwah ini, orang-orang terdekat dengan Rasulullah SAW. dan orang-orang
yang dianggap mampu memegang rahasia yang diajak oleh Rasulullah untuk
mempelajari Islam. Orang yang pertama kali masuk Islam adalah khadijah ,
istrinya , selanjutnya Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib dan teman dekat
Rasulullah SAW, yaitu Abu Bakar as-Shiddiq (Munawir khalil, 1993: 124).
b. Tahapan kedua yaitu seruan
Nabi Muhammad saw. Masih semi rahasia
Pada
tahapan ini, Nabi Muhammad saw. mengajak kepada kaum keluarganya yang bergabung
dalam rumpun Bani muthalib untuk masuk Islam. Tahapan ini dijalankan
berdasarkan petunjuk wahyu yang menegaskan supaya dakwah dilakukan lebih
luas
c. Tahap ketiga secara
terang-terangan.
Pada
tahapan ini bentuk dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. adalah dengan
cara terang-terangan atau terbuka kepada seluruh masyarakat Jazirah Arab.
Tahapan ini penuh dengan rintangan dan perjuangan setelah mendapatkan perintah
dari Allah SWT. Sebagaiamana terdapat dalam surah al_hijr: 94.
Dakwah pada masa ini, mendapat reaksi yang sangat keras dari kalangan kaum
musyrikin . Siksaan dan penganiayaan datang bertubi-tubi. Istri Bilal bin
Rabbah disiksa hingga meninggal, sedangkan Bilal sendiri di paksa berbaring di
siang hari bolong di tengah teriknya matahari (Al-Ummah, h.59) Puncak
dari kekejaman itu sangat dirasakan oleh Rasulullah saw. takkala dua pilar
utama penopangnya yakni Abu Thalib pamannya dan Khadijah istrinya meninggal
dunia. Peristiwa ini terjadi di tahun ke sepuluh kenabiannya. Kondisi ini
menyebabkan Nabi Muhammad saw. semakin diejek dan disoraki dan dilempari
batu bahkan sampai terluka di bagian kepala dan badannya (Montgomery
Watt, 1982: 83).
1. Metode dakwah secara
sembunyi-sembunyi
Sepertti dilansir dalam edukasi.
Kopasiana.com, dalam berdakwah sembunyi, nabi Muhammad saw. melakukan beberapa
metode.
a.
Metode personal
Metode ini
terjadi dengan cara individual, yaitu antara penyeru dan yang diseru bertatap
muka secara langsung. Sehingga materi yang di sampaikan mjudah untuk diterima
dan reaksi yang ditimbulkan orang yang diseru langsung dapat di ketahui.
Pendekatan ini dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. untuk mencegah goncangan
reaksioner di kalangan masyarakat Quraisy yang saat itu masih memegang
kepercayaan anismisme warisan leluhur mereka.
b.
Metode pendidikan
Pada zaman Nabi
Muhammad saw., pendidikan dilakukan dengan cara mendatangi rumah-kerumah. Atau
menjadikan salah satu rumah sahabat untuk dijadikan tempat pemberian materi-materi islam. Seperti
rumah sahabat Al-Arqam bin abi Arqam yang dijadikan tempat ertam menyampaikan
materi-materi pendidikan islam.
c.
Metode diskusi
Dalam metode
diskusi Nabi Muhammad saw. sebagai narasumber sedangkan obyek dakwah sebagai
audien. Tujuannya ialah untuk pemecahan poblematika yang ada kaitannya dengan
dakwah. Sehingga sesuatu yang menjadi pemasalahan dapat ditemuukann jalan
keluarnya.
d.
Metode bil Hal
Dakwah metode
ini dilakukan dengn cara ajakan melalui upaya penyatuan elaborasi antara
pemahaman atau pengetahuan (thinking) dengan keyakinan atau perasaan (feeling).
Dengan demikian, dakwah dengan metode ini dapat dilakukan dengan mauidhah
khasana (memberi contoh teladan).
e.
Metode bil Hikmah
Dari sekian
metode awal yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. dalam berdakwah (setelah
menerima wahyu kenabian), metode bil hikmah adalah salah satu metode yang
populer. Maksud dari dakwah bil hikmah adalah menyampaikan dakwah dengan cara
yang arif dan bijaksana.
2. Metode dakwah secara
terang-terangan
a.
Politik pemerintahan
Merasa dakwah
di Mekkah semakin terasa berat, karena perlakuan orang Quraisi terhadap Nabi
Muhammad saw. dan umatnya semakin sadis, bahkan sampai mengancam nyawa dan
raganya, maka demi keselamaatan nyawa dan keselamatan umat muslim, Nabi
Muhammad saw. dan sahabt-sahabatnya memutuskan untuk hijrah ke luar daerah.
Contohnya ialah ketika beliau hijrah ke Madinah. Keputusan hijrah ke Madinah
bukanlah semata-mata atas kehendaknya sendiri, memang atas perintah orang
Madinah. Sehingga kebanyakan orang Madinah secara terbuka menerima
ajaran-ajaran agama Nabi Muhammad saw. di Madinah beliau mendapat banyak
pendukung dari penduduk Madinah (Anshor), dengan demikian Nabi Muhammad saw.
akan lebih mudah dalam menggunakan metode politik pemerintahan.
b.
Surat menyurat
Metode ini
dilakukan oleh beliau kepada berbagai negara tetangga, seperti Syam, Yaman,
dll. Adapun hasilnya sudah barang tentu ada yang menerima dan ada yang
menolaknya. Beberapa metode seperti ini menggambarkan bahwa beliau memiliki
kecakapan yang lebih hebat dibandingkan dengan zaman mutakhir.
Dalam metode ini Nabi Muhammad saw.
mengirim bebrapa utusan atau mubaligh ke sejumlah negara. Saat melepas
meraka, beliau menekankan untuk menjaga nilai-nilai moral dan menghormati
manusia. Sejumlah mubaligh yang
dikirim beliau berhasil mencapai kesuksesan menyebarkan agama islam dan
sebagian lainn masuk ke dalam maka musuk. Nabi Muhammad saw. juga menulis surat
kepada pemimpin negara termasuk raja Mesir, Romawi, dan Iran. Isi dari surat
tersebut ialah iktikat baik dan simpati nabi Muhammad saw. untuk menunjukan
jalan yang benar
c.
Metode peperangan
Perang
merupakan metode dakwah Rasulullah yang paling terakhir. Apabila tidak ada
jalan lain yang mampu ditempuh. Metode dakwah menghunakan gencatan senjata
memang sangat membahayakan karena bala tentara kaum muslimin lebih sedikit
dibanding dengan tentara orang kafir. Namun, dengan tekat yang kuat tentara
kaum muslimin selalu mengalami kemenangan dan sekali mengalami kekalahan.[1][14]’[2][15]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar