Jumat, 18 Desember 2015

MENGAPA ANAK SUKA MENGGIGIT

Ada beberapa alasan kenapa anak suka menggigit, seperti dikutip dari Pediatrics, Rabu (9/9/2009):
1. Dalam tahap eksplorasi.
Bayi dan anak yang baru bisa berjalan akan belajar melalui sentuhan, penciuman, apa yang didengar dan apa yang dirasakan. Jika orangtua memberikan suatu barang baru maka anak akan memasukkannya ke dalam mulut, hal ini biasa dilakukan oleh semua anak-anak. Dan kebiasaan tersebut biasanya terbawa hingga suka menggigit orang.
2. Jika ingin tumbuh gigi.
Anak usia 4 sampai 7 bulan merupakan usia seorang anak mulai tumbuh gigi. Gusi yang bengkak atau gatal akan memberikan perasaan tidak nyaman pada anak, sehingga anak akan mencari pelampiasan untuk terbebas dari perasaan tidak nyaman itu yang kadang obyek yang digunakannya adalah orang.
3. Karena ingin protes terhadap sesuatu.
Pada anak usia sekitar 12 bulan lebih akan mencari sesuatu yang menarik dan bisa membuatnya senang. Misalnya dengan memainkan sendok dan menjatuhkannya ke lantai atau membuang mainannya. Namun hal ini biasanya memicu kemarahan orangtua dan melarang hal tersebut. Untuk menunjukkan bentuk protesnya biasanya anak-anak akan menggigit orangtuanya atau berteriak dengan keras.
4. Mencari perhatian orang.
Saat anak berada pada situasi dimana anak-anak tersebut tidak menerima perhatian yang cukup, maka anak akan mencari cara agar diperhatikan oleh orang yaitu dengan cara menggigitnya. Karena anak percaya bahwa cara ini cukup efektif untuk bisa mendapatkan perhatian dari orang lain.
5. Meniru apa yang dilihatnya.
Anak-anak akan meniru apapun yang dilihatnya. Jika anak sering kali melihat tayangan atau kelakuan orang-orang yang suka menggigit, maka hal tersebut akan ditiru oleh anak. Karena anak-anak menganggap hal tersebut bukanlah sesuatu yang berbahaya.
6. Mau mendapatkan apa yang diinginkannya.
Anak-anak berusaha untuk bisa mewujudkan semua keinginannya dan anak percaya bahwa menggigit adalah cara yang paling efektif untuk bisa mengontrol yang lainnya. Seperti jika menginginkan mainan atau teman bermainnya pergi dan membiarkannya sendiri, menggigit adalah cara tercepat untuk bisa mendapatkan apa yang diinginkannya.
Untuk menghentikan kebiasaan tersebut tidak bisa dengan cara yang keras, karena jika anak semakin dimarahi maka anak akan membuat kebiasaan tersebut semakin menjadi-jadi. Cara yang paling efektif adalah dengan berbicara secara baik-baik, gunakanlah kata-kata yang positif dan persuasif sehingga anak mau mendengarkan.
Jika mencari perhatian adalah alasan utama anak suka menggigit, maka orangtua harus memberikan waktu yang lebih banyak bersama sang anak, bisa dengan membacakan buku cerita atau bermain bersama.
Salah satu kemungkinannya karena ia belum pandai bicara alias mengekspresikan keinginannya. Tapi bisa juga karena ia meniru seseorang.
“Tadi Mas Adit nggigit temannya lagi, Bu,” begitu lapor sang babysitter sepulang mereka main sore di taman. Ibu Adit yang mendapat laporan seperti itu, jadi marah, “Adit, Mama, kan, sudah bilang, tidak boleh mengigit!” Yang dimarahi cuma tertunduk lesu. Kenapa Adit punya kebiasaan menggigit? Menurut psikolog Dra. Ery Soekresno , perilaku itu merupakan suatu ekspresi emosi. “Anak tahu, kok, kalau ia menggigit, korbannya merasa sakit. Hanya saja, ia tak tahu harus berbuat apa. Nah, satu-satunya cara, ya , menggigit.” Halus kasar gigitannya, kata Ery, juga tergantung tingkat emosi anak. “Kalau dia jengkel betul, si korban bisa digigitnya sampai berdarah. Ia juga akan mencari tempat yang paling gampang untuk digigit seperti bahu atau pipi.”
Dikatakan sebagai ekspresi emosi, tambah Ery, karena si anak merasa jengkel, marah, atau frustrasi. Bisa juga karena ia perlu perhatian, capek, dan lainnya. Jadi, emosi yang diekspresikannya, bersifat negatif. Nah, karena ia masih kecil, belum pandai berkata-kata untuk mengungkapkan rasa tak enak dalam dirinya, “Ia pun menggigit sebagai cara yang paling cepat yang dilakukannya. Jadi, menggigit itu pun sebenarnya sebagai alat komunikasi pada anak.”
Selain itu, menggigit juga dijadikan sarana sebagai cara memecahkan masalah jika ia dalam keadaan terjepit. Saat sedang asyik main, misalnya, tiba-tiba mainannya direbut temannya. Karena marah dan tak tahu bagaimana cara mendapatkan mainannya kembali, si teman digigit agar mainannya lepas dari tangan si teman. Dengan kata lain, “Ia menggigit sebagai cara untuk mempertahankan diri,” jelas lulusan Fakultas Psikologi UI ini
Photo taken by : me
location : madrasah mu'allimaat muh YK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar